Menurut sudut pandang kami sebagai seorang manusia, permasalahan siswa yang malas belajar adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi selama kemalasan tersebut tidak mempengaruhi kehidupan siswa bersangkutan secara keseluruhan. Koq bisa ? Sebab rasa malas adalah sebuah perasaan yang sangat wajar, bisa dialami serta dimiliki oleh setiap manusia.
Ilustrasi Siswa Yang Malas Belajar |
Yang bisa membuat kemalasan menjadi negatif adalah ketika manusia tersebut menjadikan rasa malas sebagai pedoman dan tujuan hidup. Itulah yang seharusnya dihindari.
Untuk menyelesaikan permasalahan peserta didik yang malas belajar, seorang guru di tuntut untuk mengklasifikan jenis kemalasan yang sedang menghinggapi para siswa maupun siswi.
Untuk membantu mempermudah mengkategorikan kemalasan siswa dalam belajar tersebut, berikut ini adalah penjelasannya:
A. Malas Belajar Karena Sudah Bawaan
Dikarenakan sikap malas sudah terpatri dalam diri setiap manusia, maka sebelum menghakimi faktor penyebab kemalasan siswa sebaiknya seorang guru terlebih dahulu menyadari bahwa sebagai manusia tentunya peserta didik juga sangat berpotensi dihinggapi rasa malas.
Dengan menyadari hal ini, seorang guru bisa menghindari mengeluarkan statement negatif dan prasangka buruk yang justru akan menurunkan reputasinya di sekolah dikarenakan menuduh peserta didik menjadi malas karena faktor-faktor non bawaan.
Siswa yang malas belajar karena faktor bawaan bisa disebut sebagai sebuah hal yang lumrah, bisa dengan mudah diatasi serta bisa di ubah ke arah yang lebih baik jika anda sebagai guru bisa memberikan bimbingan yang komprehensif.
B. Malas Belajar Karena Faktor Eksternal
Tidak semua siswa memiliki waktu yang cukup di luar sekolah. Kita pastinya bisa menemukan ada banyak siswa di luar sana yang memiliki kesibukan tertentu, misalnya seorang peserta didik yang harus berjualan sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.
Kondisi yang kami sebutkan di atas bisa menimbulkan dua jenis motivasi yang bertentangan, yakni akan membuat siswa menjadi malas belajar serta menjadi lebih semangat untuk menuntut ilmu.
Faktor psikologis dan kesadaran masing-masing peserta didik yang berada dalam kondisi seperti itu akan menentukan semangat dan tidaknya dia dalam belajar.
Dan tentunya sebagai guru, anda disarankan untuk terus memberikan beragam dukungan supaya siswa yang berada dalam kondisi demikian bisa mendapatkan lebih banyak semangat untuk terus mencari ilmu.
Sekarang kita sudah mengetahui dua klasifikasi kemalasan siswa dalam belajar. Lalu apa sajakah yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mengatasi permasalahan tersebut ?
1. Sajikan Pola Mengajar Yang Menyenangkan di Setiap Jam Pelajaran
Percaya atau tidak, pola mengajar seorang guru bisa membangunkan sekaligus mengubur semangat belajar peserta didik.
Jika peserta didik terlihat malas ketika sedang mengikuti pelajaran, bangun kesadaran dalam diri anda bahwa bisa saja anda memiliki pola mengajar yang tidak menyenangkan.
Suasana mengajar yang menyenangkan adalah salah satu faktor yang bisa menjadikan para peserta didik lebih menikmati mata pelajaran, sehingga mereka (para siswa/i) akan lebih semangat mengikuti mata pelajaran dari awal hingga selesai.
Menyajikan pola mengajar yang menyenangkan pun akan membuat siswa lebih menghormati anda, sehingga kedepannya anda tidak terlalu sulit untuk menentukan cara mengatasi siswa yang tidak mengacuhkan kedatangan anda beberapa menit sebelum mengajar di kelas.
2. Ciptakan Suasana Kelas Yang Kondusif
Sebagai seorang guru, anda sudah berusaha membuat suasana belajar-mengajar yang kondusif di kelas, namun suasana kelas bisa berubah menjadi gaduh dan ribut dikarenakan ada siswa yang berbuat ulah. Untuk membantu anda mengatasi kondisi seperti itu kami sudah membahasnya dalam artikel berjudul 7 tips mengatasi siswa bandel.
Suasana kelas yang kondusif sangat menentukan nyaman dan tidaknya aktivitas belajar mengajar. Para peserta didik cenderung lebih mudah memahami materi yang sedang diajarkan jika suasana kelas benar-benar tenang dan nyaman. Dan akan menjadi lebih baik jika didukung dengan pola mengajar yang menyenangkan pula.
3. Hindari Menyindir Peserta Didik Dengan Kalimat "Sikap Malas Akan Membuatmu Gagal Meraih Sukses"
Siswa yang malas belajar bukanlah calon siswa yang tidak akan meraih sukses di masa depan.
Setiap guru harus menyadari bahwa kemalasan bukanlah sebuah sifat yang permanen serta tidak menentukan kesuksesan atau kegagalan seseorang.
Melibatkan sindiran terhadap siswa yang malas belajar justru bisa menciptakan kesan buruk terhadap anda sebagai guru.
Siswa sekolah sebagai peserta didik berada di rentang usia yang belum bisa memahami secara sepenuhnya informasi yang mereka terima. Dan ketika mereka "di doktrin" dengan berbagai ironi tentang sikap malas, justru hal tersebut bisa menciptakan pemahaman baru dalam pikiran mereka. Yang mana pemahaman baru tersebut akan menciptakan pertentangan dahsyat jika tidak disikapi dengan baik.
4. Pastikan Sekolah Minim Dari Tindakan Bullying
Bullying atau pelecehan yang terjadi di kalangan siswa sekolah adalah sebuah isu yang tidak akan pernah berakhir sampai kapanpun. Kenapa? Sebab bullying akan tetap terjadi dalam berbagai bentuk, terjadi setiap saat dan memiliki komposisi akibat yang beragam pula.
Bullying tidak hanya berbentuk kekerasan, namun juga pelecehan dalam bentuk verbal (dan ini justru harus lebih diwaspadai).
Bullying terselubung dalam bentuk verbal (lisan serta tulisan) justru lebih berbahaya daripada pelecehan berbentuk fisik. Alasannya jenis pelecehan seperti ini bisa dilakukan kapan saja, dimana saja tanpa diketahui siswa lain, guru dan orang tua.
Maka dari itu kami menekankan sekali lagi bahwa jika anda sebagai guru menginginkan peserta didik tidak malas belajar, ciptakanlah suasana sekolah yang minim dari bullying, sebab bullying tidak bisa dihilangkan. Selain itu pastikan juga bahwa anda sebagai guru tidak melakukan bullying, baik secara sengaja maupun tidak di sengaja. Melihat kembali poin ke-3 yang kami sebutkan sebelumnya merupakan salah satu tindakan bahwa anda tidak melakukan pelecehan terhadap siswa didik.
5. Mengacak Posisi dan Pasangan Duduk Peserta Didik
Anda mungkin akan terkejut dengan poin terakhir ini. Tapi cobalah anda mengesampingkan sejenak "kedudukan" anda sebagai seorang guru, kemudian menempatkan diri sebagai peserta didik.
Kami sendiri sudah merasakan sendiri secara langsung bahwa posisi dan pasangan duduk yang di acak dari waktu ke waktu mampu melatih kami untuk beradaptasi secara lebih baik.
Tips ke-5 ini pun mampu membantu kami lebih mengenal teman lain (terutama teman yang belum akrab), memahami karakter rekan sekelas serta bisa mendapatkan beragam ide positif yang mendorong kami memiliki semangat belajar yang lebih besar.
Bahkan ada sebuah momen yang benar-benar membakar semangat belajar kami, yakni ketika duduk sebangku dengan "sang bintang" yang diidolakan rekan-rekan lainnya.
Saat duduk sebangku dengan "tokoh favorit" tersebut, kami menjadi "ja-im", tetapi dibalik sikap jaim tersebut kami benar-benar berubah menjadi siswa yang fokus sekaligus semangat mengikuti pelajaran. Alasannya jelas, supaya bisa menarik perhatian "sang idola".
Mungkin motivasi dan semangat tersebut terkesan sepele, tapi jika dilakukan secara rutin, kemalasan tersebut akan luntur dan bertransformasi menjadi semangat belajar yang menggebu-gebu.
Demikianlah penjelasan dari kami mengenai 5 tips mengatasi siswa yang malas belajar. Kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penyampaian informasi dalam artikel ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas atensi dan kunjungan anda, semoga artikel ini bisa menambah pundi-pundi wawasan, pengalaman dan inspirasi untuk kita semua. Sampai jumpa di kesempatan yang akan datang dengan artikel informatif lainnya.